Padang Kota,Propinsi Sumtera Barat Data Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Kode Pos

Kehadiran bangsa asing di Kota Padang diawali dengan kunjungan pelaut Inggris pada tahun 1649.  Kota ini kemudian mulai berkembang sejak kehadiran bangsa Belanda di bawah Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada tahun 1663, yang diiringi dengan migrasi penduduk Minangkabau dari kawasan luhak.  Selain memiliki muara yang bagus, VOC tertarik membangun pelabuhan dan permukiman baru di pesisir barat Sumatera untuk memudahkan akses perdagangan dengan kawasan pedalaman Minangkabau.
Pembagian Administratif Pemerintahan Kabupaten Padang Sumatera Barat Indonesia
KECAMATAN
KELURAHAN
KODEPOS
PADANG BARAT
RIMBO KALUANG
25111
PADANG BARAT
KAMPUNG JAO
25112
PADANG BARAT
PADANG PASIR
25112
PADANG BARAT
FLAMBOYAN (PLAMBOYAN BARU)
25114
PADANG BARAT
UJUNG GURUN
25114
PADANG BARAT
PURUS
25115
PADANG BARAT
OLO
25117
PADANG BARAT
BELAKANG TANGSI
25118
PADANG BARAT
BEROK NIPAH
25118
PADANG BARAT
KAMPUNG PONDOK
25119
PADANG TIMUR
SAWAHAN
25121
PADANG TIMUR
SAWAHAN TIMUR
25121
PADANG TIMUR
GANTING PARAK GADANG
25122
PADANG TIMUR
PARAK GADANG TIMUR
25123
PADANG TIMUR
SIMPANG HARU
25123
PADANG TIMUR
KUBU MARAPALAM
25125
PADANG TIMUR
ANDALAS
25126
PADANG TIMUR
KUBU PARAK KARAKAH (DALAM)
25126
PADANG TIMUR
JATI
25129
PADANG TIMUR
JATI BARU
25129
PADANG UTARA
AIR TAWAR BARAT
25132
PADANG UTARA
AIR TAWAR TIMUR
25132
PADANG UTARA
ULAK KARANG UTARA
25133
PADANG UTARA
ULAK KARANG SELATAN
25134
PADANG UTARA
LOLONG BELANTI
25136
PADANG UTARA
GUNUNG PANGILUN
25137
PADANG UTARA
ALAI PARAK KOPI
25139
NANGGALO
KAMPUNG LAPAI
25142
NANGGALO
KAMPUNG OLO
25143
NANGGALO
TABING BANDA GADANG
25144
NANGGALO
GURUN LAWAS/LAWEH
25145
NANGGALO
SURAU GADANG
25146
NANGGALO
KURAO PAGANG
25147
KURANJI
ANDURING
25151
KURANJI
PASAR AMBACANG
25152
KURANJI
LUBUK LINTAH
25153
KURANJI
AMPANG
25154
KURANJI
KALUMBUK
25155
KURANJI
KORONG GADANG
25156
KURANJI
KURANJI
25157
KURANJI
GUNUNG SARIK
25158
KURANJI
SEI/SUNGAI SAPIH
25159
PAUH
BINUANG KAMPUNG DALAM
25161
PAUH
PISANG
25161
PAUH
CUPAK TANGAH
25162
PAUH
PIAI TANGAH
25162
PAUH
KEPALA/KAPALO KOTO
25163
PAUH
LIMAU MANIS SELATAN
25163
PAUH
KOTO LUAR
25164
PAUH
LIMAU MANIS
25166
PAUH
LAMBUNG BUKIT/BUKIK
25168
KOTO TANGAH
BALAI GADANG
25171
KOTO TANGAH
BATIPUH PANJANG
25171
KOTO TANGAH
BUNGO PASANG
25171
KOTO TANGAH
KOTO PULAI
25171
KOTO TANGAH
PARUPUK TABING
25171
KOTO TANGAH
PASIR/PASIE NAN TIGO
25171
KOTO TANGAH
BATANG KABUNG (K GANTING)
25172
KOTO TANGAH
LUBUK BUAYA
25173
KOTO TANGAH
PADANG SARAI
25173
KOTO TANGAH
KOTO PANJANG IKUA KOTO
25175
KOTO TANGAH
LUBUK MINTURUN
25175
KOTO TANGAH
AIR PACAH
25176
KOTO TANGAH
DADOK TUNGGUL HITAM
25176
PADANG SELATAN
ALANG LAWEH
25211
PADANG SELATAN
BELAKANG PONDOK
25211
PADANG SELATAN
RANAH PARAK RUMBIO
25212
PADANG SELATAN
PASAR GADANG
25213
PADANG SELATAN
SEBERANG PADANG
25214
PADANG SELATAN
BATANG ARAU
25215
PADANG SELATAN
BUKIK/BUKIT GADO-GADO
25215
PADANG SELATAN
SEBERANG PALINGGAM
25215
PADANG SELATAN
MATO/MATA AIR
25216
PADANG SELATAN
RAWANG
25216
PADANG SELATAN
AIR MANIS (AIA MANIH)
25217
PADANG SELATAN
TELUK BAYUR/TALUAK BAYUA
25217
LUBUK BEGALUNG
GURUN LAWEH/LAWAS
25221
LUBUK BEGALUNG
LUBUK BEGALUNG
25221
LUBUK BEGALUNG
BANUARAN
25222
LUBUK BEGALUNG
TANJUNG AUR/TANJUANG AUA
25222
LUBUK BEGALUNG
BATANG TABA NAN XX
25223
LUBUK BEGALUNG
PARAK LAWEH PULAU AIR NAN XX
25223
LUBUK BEGALUNG
PITAMEH TANJUNG SABA NAN XX
25224
LUBUK BEGALUNG
TANAH SIRAH PIAI NAN XX
25224
LUBUK BEGALUNG
CENGKEH/CANGKEH NAN XX
25225
LUBUK BEGALUNG
KAMPUNG BARU NAN XX
25225
LUBUK BEGALUNG
KAMPUNG JUA NAN XX
25225
LUBUK BEGALUNG
PAGAMBIRAN AMPULU (PANGAMBIRAN AMPALU) NAN XX
25226
LUBUK BEGALUNG
GATES NAN XX
25227
LUBUK BEGALUNG
KOTO BARU
25227
LUBUK BEGALUNG
PAMPANGAN NAN XX
25227
LUBUK KILANGAN
BANDAR BUAT (BANDA BUEK)
25231
LUBUK KILANGAN
KOTO LALANG
25232
LUBUK KILANGAN
PADANG BESI
25233
LUBUK KILANGAN
TARANTANG
25234
LUBUK KILANGAN
BERINGIN/BARINGIN
25235
LUBUK KILANGAN
BATU GADANG
25236
BUNGUS TELUK KABUNG
BUNGUS BARAT
25237
BUNGUS TELUK KABUNG
BUNGUS SELATAN
25237
BUNGUS TELUK KABUNG
BUNGUS TIMUR
25237
LUBUK KILANGAN
INDARUNG
25237
BUNGUS TELUK KABUNG
TELUK KABUNG SELATAN
25237
BUNGUS TELUK KABUNG
TELUK KABUNG TENGAH
25237
BUNGUS TELUK KABUNG
TELUK KABUNG UTARA
25237
PADANG PANJANG BARAT
KAMPUNG MANGGIS
27111
PADANG PANJANG BARAT
TANAH HITAM
27112
PADANG PANJANG BARAT
PASAR BARU
27113
PADANG PANJANG BARAT
BALAI-BALAI
27114
PADANG PANJANG BARAT
BUKIK/BUKIT SURUNGAN
27115
PADANG PANJANG BARAT
PASAR USANG
27116
PADANG PANJANG BARAT
SILAING ATAS
27117
PADANG PANJANG BARAT
SILAING BAWAH
27118
PADANG PANJANG TIMUR
TANAH PAK LAMBIK
27121
PADANG PANJANG TIMUR
KOTO PANJANG
27122
PADANG PANJANG TIMUR
KOTO KATIK
27123
PADANG PANJANG TIMUR
NGALAU
27124
PADANG PANJANG TIMUR
EKOR LUBUK
27125
PADANG PANJANG TIMUR
SIGANDO
27126
PADANG PANJANG TIMUR
GANTING
27127
PADANG PANJANG TIMUR
GUGUK MALINTANG
27128
Selanjutnya pada tahun 1668, VOC berhasil mengusir pengaruh Kesultanan Aceh dan menanamkan pengaruhnya di sepanjang pantai barat Sumatera, sebagaimana diketahui dari surat Regent Jacob Pits kepada Raja Pagaruyung yang berisi permintaan dilakukannya hubungan dagang kembali dan mendistribusikan emas ke kota ini.  VOC berhasil mengembangkan Kota Padang dari perkampungan nelayan menjadi kota metropolitan pada abad ke-17.  Padang menjadi kota pelabuhan yang ramai bagi perdagangan emas, teh, kopi, dan rempah-rempah. Dalam perkembangan selanjutnya, pada 7 Agustus 1669 terjadi pergolakan masyarakat Pauh dan Koto Tangah melawan monopoli VOC. Meski dapat diredam oleh VOC, peristiwa tersebut kemudian diabadikan sebagai tahun lahir Kota Padang.
Beberapa bangsa Eropa silih berganti mengambil alih kekuasaan di Kota Padang. Pada tahun 1781, akibat rentetan Perang Inggris-Belanda Keempat, Inggris berhasil menguasai kota ini.'''' Namun, setelah ditandatanganinya Perjanjian Paris pada tahun 1784 kota ini dikembalikan kepada VOC.'' Pada tahun 1793 kota ini sempat dijarah dan dikuasai oleh seorang bajak laut Perancis yang bermarkas di Mauritius bernama François Thomas Le Même, yang keberhasilannya diapresiasi oleh pemerintah Perancis waktu itu dengan memberikannya penghargaan.'' Kemudian pada tahun 1795, Kota Padang kembali diambil alih oleh Inggris.'' Namun, setelah peperangan era Napoleon, pada tahun 1819 Belanda mengklaim kembali kawasan ini yang kemudian dikukuhkan melalui Traktat London, yang ditandatangani pada 17 Maret 1824.
Tidak ada data yang pasti siapa yang memberi nama kota ini Padang. Diperkirakan kota ini pada awalnya berupa sebuah lapangan atau dataran yang sangat luas sehingga dinamakan Padang. Dalam bahasa Minang, kata padang juga dapat bermaksud pedang.'' Menurut tambo setempat, kawasan kota ini dahulunya merupakan bagian dari kawasan rantau yang didirikan oleh para perantau Minangkabau dari Dataran Tinggi Minangkabau (darek). Tempat permukiman pertama mereka adalah perkampungan di pinggiran selatan Batang Arau di tempat yang sekarang bernama Seberang Padang.'' Seperti kawasan rantau Minangkabau lainnya, pada awalnya kawasan sepanjang pesisir barat Sumatera berada di bawah pengaruh Kerajaan Pagaruyung.'' Namun, pada awal abad ke-17 kawasan ini telah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.'

Pada tahun 1837, pemerintah Hindia-Belanda menjadikan Padang sebagai pusat pemerintahan wilayah Pesisir Barat Sumatera (Sumatra's Westkust) yang wilayahnya meliputi Sumatera Barat dan Tapanuli sekarang.  Selanjutnya kota ini menjadi daerah gemeente sejak 1 April 1906 setelah keluarnya ordonansi (STAL 1906 No.151) pada 1 Maret 1906. Hingga Perang Dunia II, Padang merupakan salah satu dari lima kota pelabuhan terbesar di Indonesia, selain Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar.
Menjelang masuknya tentara Jepang pada 17 Maret 1942, Kota Padang ditinggalkan begitu saja oleh Belanda karena kepanikan mereka. Pada saat bersamaan Soekarno sempat tertahan di kota ini karena pihak Belanda waktu itu ingin membawanya turut serta melarikan diri ke Australia.  Kemudian panglima Angkatan Darat Jepang untuk Sumatera menemuinya untuk merundingkan nasib Indonesia selanjutnya.  Setelah Jepang dapat mengendalikan situasi, kota ini kemudian dijadikan sebagai kota administratif untuk urusan pembangunan dan pekerjaan umum.
Berita kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 baru sampai ke Kota Padang sekitar akhir bulan Agustus. Namun, pada 10 Oktober 1945 tentara Sekutu telah masuk ke Kota Padang melalui Pelabuhan Teluk Bayur, dan kemudian kota ini diduduki selama 15 bulan.'11' Pada tanggal 9 Maret 1950, Kota Padang dikembalikan ke tangan Republik Indonesia setelah sebelumnya menjadi negara bagian Republik Indonesia Serikat (RIS) melalui surat keputusan Presiden RIS nomor 111.

Kemudian, berdasarkan Undang-undang Nomor 225 tahun 1948, Gubernur Sumatera Tengah waktu itu melalui surat keputusan nomor 65/GP-50, pada 15 Agustus 1950 menetapkan Kota Padang sebagai daerah otonom. Wilayah kota diperluas, sementara status kewedanaan Padang dihapus dan urusannya pindah ke Wali kota Padang.  Pada 29 Mei 1958, Gubernur Sumatera Barat melalui Surat Keputusan Nomor 1/g/PD/1958, secara de facto menetapkan Padang menjadi ibu kota provinsi Sumatera Barat, dan secara de jure pada tahun 1975, yang ditandai dengan keluarnya Undang-undang Nomor 5 tahun 1974. Pemerintah pusat kemudian mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 1980, yang menetapkan perubahan batas-batas wilayah Kota Padang sebagai pemerintah daerah.  Berdasarkan Rencana Jangka Panjang Menengah Nasional 2015–2019, pemerintah pusat menetapkan Kota Padang, bersama Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman untuk pengembangan wilayah metropolitan Palapa (Padang–Lubuk Alung–Pariaman).CCCcc

Kota Padang terletak di pantai barat pulau Sumatera, dengan luas keseluruhan 694,96 km² atau setara dengan 1,65% dari luas provinsi Sumatera Barat.'' Hampir 70% dari luas Kota Padang berupa perbukitan dan kawasan hutan lindung. Hanya sekitar 205,007 km² wilayah yang merupakan daerah efektif perkotaan.'' Daerah perbukitan membentang di bagian timur dan selatan kota. Bukit-bukit yang terkenal di Kota Padang di antaranya adalah Bukit Lampu, Gunung Padang, Bukit Gado-Gado, dan Bukit Pegambiran. Kota Padang memiliki garis pantai sepanjang 68,126 km di daratan Sumatera. Selain itu, terdapat pula 19 buah pulau kecil, di antaranya yaitu Pulau Sikuai dengan luas 4,4 ha di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Pulau Toran seluas 25 ha dan Pulau Pisang Gadang di Kecamatan Padang Selatan.

Pada tahun 1833, Residen James du Puy melaporkan terjadi gempa bumi yang diperkirakan berkekuatan 8.6–8.9 skala Richter di Padang yang menimbulkan tsunami.  Sebelumnya pada tahun 1797, juga diperkirakan oleh para ahli pernah terjadi gempa bumi berkekuatan 8.5–8.7 skala Richter, yang juga menimbulkan tsunami di pesisir Kota Padang dan menyebabkan kerusakan pada kawasan Pantai Air Manis.  Pada 30 September 2009, kota ini kembali dilanda gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Richter,  dengan titik pusat gempa di laut pada 0.84° LS dan 99.65° BT dengan kedalaman 71 km, yang menyebabkan kehancuran 25% infrastruktur yang ada di kota ini.

Ketinggian di wilayah daratan Kota Padang sangat bervariasi, yaitu antara 0 m sampai 1.853 m di atas permukaan laut dengan daerah tertinggi adalah Kecamatan Lubuk Kilangan. Suhu udaranya cukup tinggi, yaitu antara 23 °C–32 °C pada siang hari dan 22 °C–28 °C pada malam hari, dengan kelembabannya berkisar antara 78%–81%.  Kota Padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil, dengan sungai terpanjang yaitu Batang Kandis sepanjang 20 km. Tingkat curah hujan Kota Padang mencapai rata-rata 405,58 mm per bulan dengan rata-rata hari hujan 17 hari per bulan. Tingginya curah hujan membuat kota ini cukup rawan terhadap banjir. Pada tahun 1980 2/3 kawasan kota ini pernah terendam banjir karena saluran drainase kota yang bermuara terutama ke Batang Arau tidak mampu lagi menampung limpahan air tersebut.
 Tata ruang
Kota Padang memiliki karakteristik ruang perkotaan yang menghadap Samudera Hindia dan dikelilingi oleh jajaran Pegunungan Bukit Barisan. Perkembangan kawasan urban di Padang bergerak ke arah utara dan timur dari kawasan kota tua di muara Batang Arau.'' Penataan wilayah kota saat ini mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padang Tahun 2010–2030. Sejalan dengan pembangunan kota yang berbasis mitigasi bencana, wilayah timur Padang dikembangkan sebagai kawasan permukiman dan pusat pendidikan, sedangkan wilayah barat yang berdekatan dengan pantai merupakan kawasan komersial perkotaan dan pusat bisnis.'''' Pemindahan pusat pemerintahan Kota Padang ke wilayah timur (Air Pacah, Kecamatan Koto Tangah) pada tahun 2010 adalah salah satu upaya mengurangi konsentrasi penduduk di kawasan pinggir pantai.
Penduduk Padang sebagian besar berasal dari etnis Minangkabau.'' Etnis lain yang juga bermukim di sini adalah Jawa, Tionghoa, Nias, Mentawai, Batak, Aceh, dan Tamil. Orang Minang di Kota Padang merupakan perantau dari daerah lainnya dalam Provinsi Sumatera Barat. Pada tahun 1970, jumlah pendatang sebesar 43% dari seluruh penduduk, dengan 64% dari mereka berasal dari daerah-daerah lainnya dalam provinsi Sumatera Barat. Pada tahun 1990, dari jumlah penduduk Kota Padang, 91% berasal dari etnis Minangkabau.''

Orang Nias sempat menjadi kelompok minoritas terbesar pada abad ke-19. VOC membawa mereka sebagai budak sejak awal abad ke-17. Sistem perbudakan diakhiri pada tahun 1854 oleh Pengadilan Negeri Padang. Pada awalnya mereka menetap di Kampung Nias, namun kemudian kebanyakan tinggal di Gunung Padang. Cukup banyak juga orang Nias yang menikah dengan penduduk Minangkabau. Selain itu, ada pula yang menikah dengan orang Eropa dan Tionghoa. Banyaknya pernikahan campuran ini menurunkan persentase suku Nias di Padang.''

Belanda kemudian juga membawa suku Jawa sebagai pegawai dan tentara, serta ada juga yang menjadi pekerja di perkebunan. Selanjutnya, pada abad ke-20 orang Jawa kebanyakan datang sebagai transmigran. Selain itu, suku Madura, Ambon dan Bugis juga pernah menjadi penduduk Padang, sebagai tentara Belanda pada masa perang Padri. Penduduk Tionghoa datang tidak lama setelah pendirian pos VOC. Orang Tionghoa di Padang yang biasa disebut dengan Cina Padang, sebagian besar sudah membaur dan biasanya berbahasa Minang.'' Pada tahun 1930 paling tidak 51% merupakan perantau keturunan ketiga, dengan 80% adalah Hokkian, 2% Hakka, dan 15% Kwongfu.

Suku Tamil atau keturunan India kemungkinan datang bersama tentara Inggris. Daerah hunian orang Tamil di Kampung Keling merupakan pusat niaga. Sebagian besar dari mereka yang bermukim di Kota Padang sudah melupakan budayanya.'' Orang-orang Eropa dan Indo yang pernah menghuni Kota Padang menghilang selama tahun-tahun di antara kemerdekaan (1945) dan nasionalisasi perusahaan Belanda (1958).''

Mayoritas penduduk Kota Padang memeluk agama Islam. Kebanyakan pemeluknya adalah orang Minangkabau. Agama lain yang dianut di kota ini adalah Kristen, Buddha, dan Khonghucu, yang kebanyakan dianut oleh penduduk bukan dari suku Minangkabau. Beragam tempat peribadatan juga dijumpai di kota ini. Selain didominasi oleh masjid, gereja dan klenteng juga terdapat di Kota Padang.

Masjid Raya Ganting merupakan masjid tertua di kota ini, yang dibangun sekitar tahun 1700. Sebelumnya masjid ini berada di kaki Gunung Padang sebelum dipindahkan ke lokasi sekarang. Beberapa tokoh nasional pernah salat di masjid ini di antaranya Soekarno, Hatta, Hamengkubuwana IX dan A.H. Nasution.'' Bahkan Soekarno sempat memberikan pidato di masjid ini.'' Masjid ini juga pernah menjadi tempat embarkasi haji melalui pelabuhan Emmahaven (sekarang Teluk Bayur) waktu itu, sebelum dipindahkan ke Asrama Haji Tabing sekarang ini.''

Gereja Katholik dengan arsitektur Belanda telah berdiri sejak tahun 1933'' di kota ini, walaupun French Jesuits telah mulai melayani umatnya sejak dari tahun 1834, seiring bertambahnya populasi orang Eropa waktu itu.

Dalam rangka mendorong kegairahan penghayatan kehidupan beragama terutama bagi para penganut agama Islam pada tahun 1983 untuk pertama kalinya di kota ini diselenggarakan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat nasional yang ke-13

 Pemerintahan



Pertumbuhan beberapa kawasan yang sedemikian pesat telah menimbulkan masalah baru bagi pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Meskipun mekanisme dan kegiatan pemerintahan telah bertambah maju, namun pemerintahan Hindia Belanda yang mencakup kepulauan yang terpencar-pencar dan saling berjauhan itu tidak dapat terawasi secara efektif. Keadaan tersebut akhirnya menyebabkan warga kolonial menginginkan pemodelan urusan pemerintahannya sebagaimana model di negeri Belanda sendiri, yaitu sistem kekotaprajaan yang diperintah oleh seorang wali kota dan bertanggung jawab kepada Dewan Kotapraja. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka pada tanggal 1 Maret 1906, berdasarkan ordonansi (STAL 1906 No.151) yang ditandatangani oleh Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz sistem pemerintahan desentralisasi mulai diperkenalkan di Hindia Belanda.

Sejak 1 April 1906 termasuk Kota Padang telah berstatus gemeente (kota), yang kemudian diiringi dengan pembentukan Dewan Kotapraja. Tugas utamanya adalah perbaikan tingkat kesehatan masyarakat dan transportasi, termasuk penanganan masalah-masalah bangunan, pemeliharaan jalan dan jembatan serta penerangan jalan-jalan, begitu pula pengontrolan sanitasi, kebersihan selokan dan sampah-sampah, pengelolaan persediaan air, pengelolaan pasar dan rumah potong, perluasan kota dan kawasan permukiman, tanah pekuburan, dan pemadam kebakaran.''

Pada tahun 1928 Mr. W.M. Ouwerkerk dipilih sebagai Burgemeester (wali kota) yang memerintah Kota Padang hingga tahun 1940. Ia kemudian digantikan oleh D. Kapteijn sampai masuknya tentara pendudukan Jepang tahun 1942. Dalam meningkatkan layanan  pemerintahan pada tahun 1931 dibangunlah gedung Gemeente Huis (Balai Kota) dengan arsitektur gaya balai kota Eropa berciri khas sebuah menara jam yang berlokasi di Jalan Raaffweg (sekarang Jalan Mohammad Yamin, Kecamatan Padang Barat).



Pendidikan


TPU Tunggul Hitam
Untuk kebutuhan Tempat Pemakaman Umum (TPU) bagi masyarakat, Pemerintah Kota Padang telah menyediakan lahan pada beberapa kawasan, di antaranya TPU Tunggul Hitam dan TPU Air Dingin.

 Perhubungan 


 Perekonomian


 Pariwisata







Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Padang Kota,Propinsi Sumtera Barat Data Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Kode Pos"

Post a Comment